Rabu, 05 November 2008

TEH – Meredam Resiko Penyakit

Terlepas dari kontroversi karena kandungan kafeinnya, minum teh membawa banyak manfaat. Berikut ini beberapa di antaranya :

Menurunkan Berat Badan (Reducing Diet)

Air teh mengandung serat tinggi sehingga mempermudah perncernaan dan mempunyai efek diuretik (merangsang ekskresi urine) sehingga memperlancar pengeluaran cairan.
Artikel terkait : Untung rugi minum teh pelangsing; Cara Sehat Untuk Langsing

Mengurangi Resiko Kanker

Ini dikarenakan teh memiliki zat antimutagen seperti antioksidan dan flavanoid yang dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker.
Artikel terkait : Bebas kanker? Sabu kuncinya

Memperlambat Proses Penuaan

Antioksidan yang kandungannya bisa memperpanjang usia sel tubuh dan memperlancar regenerasi sel sehingga dapat meningkatkan usia harapan hidup.
Artikel terkait : Awet muda dengan sari kedelai

Mengurangi Resiko Tekanan Darah Tinggi

Teh mengandung Kalium lebih banyak dibandingkan dengan Natrium (Na) sehingga dapat menjaga tekanan osmotik darah, keseimbangan asam-basa, dan kandungan zat inhibitor enzym yang menstimulasi tekanan darah.
Artikel terkait : Arteri kaku, makanlah agar-agar; Pengobatan Alternatif Tekanan Darah Tinggi

Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mencegah Karies

Air teh mempunyai kadar fluor dan polifenol yang cukup tinggi sehingga dapat mencegah plak gigi dan mengacaukan aktivitas bakteri penyebab karies.

Mengedalikan Kadar Gula

Unsur Mangan (Mn) dari teh mempunyai peran sebagai koenzim pada metabolisme gula dalam tubuh sehingga memperlancar proses pembentukan energi dalam ATP (adenosin trifosfat).
Artikel terkait : Makanan formula untuk sakit gula

Mengobati Migrain Atau Sakit Kepala

Kandungan alkaloid dalam teh sangat berperan dalam proses pengobatan migrain atau sakit kepala.
Artikel terkait : Sakit Kepala - Cara Enak Meredakannya

Mengurangi Resiko Penyakit Jantung

Unsur serat yang dimiliki teh mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga artherosclerosis dapat dicegah. Menurut penelitian doktoral Hertog (1994), konsumsi teh yang tinggi di Jepang (lebih dari 80%) dan di Belanda (60%) membuat angka penyakit jantung koroner di kedua negara itu rendah.
Artikel terkait : Stroke & PJK, kaum hawa jangan terlena

Oleh Asep Rismunandar
Intisari edisi April 1999