Sabtu, 08 September 2007

SERANGAN FAJAR DI TUMIT

Beberapa kasus terjadi pada saat mereka baru saja terjaga dari tidur. Ketika hendak beralih ke tempat lain, tiba-tiba ada rasa nyeri menyerang tumit. Apa yang terjadi ini?

Bagaimana kabar kaki anda pagi ini? “Lho ada apa lagi ini? Tidak ada hujan tidak ada angin, kok tiba-tiba bertanya tentang kaki?” demikian mungkin pikir anda.

Bukan apa-apa, sih. Pertanyaan itu sebenarnya hanya memancing anda agar memperhatikan kondisi kaki anda pagi ini.

Kaki, karena terletak di bagian paling bawah, memang paling sering kurang mendapat perhatian. Jangan-jangan, kita baru memperhatikannya setelah merasakan gangguan. Wah, semoga kecurigaan itu salah.

Namun, kalaupun benar kita jarang mempehatikan kaki, jangan lantas menyalahkan diri sendiri kalau tiba-tiba kaki terasa sakit saat melangkah turun dari tempat tidur di pagi hari.

Nyeri cengkrang-cengkring itu biasanya menyerang tumit. Sakitnya seperti tertusuk pisau kecil. Anehnya, selang beberapa menit berjalan, nyeri itu perlahan-lahan menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi pada tumit kita?

Sol Jaringan Ikat

Nyeri tumit memang acap datang tanpa disangka-sangka. Gejalanya pun sebenarnya jarang menjadi pertanda penyakit serius. Pada umumnya penyebab utamanya adalah gangguan yang disebut plantar fasciitis atau peradangan bagian plantar fascia. Walaupun bisa juga merupakan akibat dari saraf terjepit atau gangguan kronis, seperti artritis atau bursitis.

Plantar fascia merupakan struktur serupa jaringan fibrus (ikat) yang lebar yang terentang dari tulang tumit hingga pangkal tulang jari kaki. Gunanya seperti pita karet tebal di telapak dasar kaki, yakni sebagai penyangga bagian lengkung kaki agar bagian tersebut tidak lunglai.

Menurut Jonathan S. Jaivin, MD. dari Southern California Orthopedic Institute, kasus nyeri tumit tercatat sebagai kasus yang paling sering terjadi.

Penyebabnya, telapak kaki yang bekerja terlalu “keras”. Tugas berat dapat mengakibatkan plantar fascia tegang, sehingga menarik tulang tumit. Kegiatan yang dinilai membebani kaki tersebut diantaranya berjalan, joging, mengangkat barang berat dan berdiri terlalu lama. Plantar fasciitis dapat pula terjadi kalau seseorang yang semula secara fisik kurang aktif lalu mendadak melakukan kegiatan fisik.

Akibatnya, bila kegiatan berbeban berat itu dilakukan terus-menerus, plantar fascia akan tertekan. Malah bisa-bisa menimbulkan sobekan kecil pada pita alias “sol” kaki, peradangan dan rasa sakit serta nyeri.

Pada umumnya, rasa sakit berkembang secara perlahan-lahan, mendadak atau tiba-tiba sekali. Rasa sakit lebih hebat timbul pagi hari, saat fascia dalam keadaan kaku. Nyeri itu umumnya menghilang saat otot kaki melemas. Namun, dapat kambuh saat kita duduk atau berdiri dalam waktu lama, naik tangga atau berdiri berjinjit.

Serangan yang biasanya hanya menyerang satu kaki – meski beberapa kasus terjadi pada dua kaki – dimulai dengan nyeri ringan di tulang tumit. Dari pengamatan dicatat, nyeri itu lebih sering terasa setelah – bukan selama – berolah raga.

Plantar fasciitis harus segera diatasi. Bukan hanya karena menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga kalau dibiarkan saja kondisi itu dapat menjadi kronis. Tidak tertutup kemungkinan juga menghambat aktivitas penderita dan menimbulkan gangguan pada kaki, lutut, pinggul dan punggung. Itu karena plantar fasciitis mengubah cara berjalan seseorang.

Tak Kenal Usia

Plantar fasciitis dapat saja terjadi pada semua usia. Namun, kelompok orang yang rawan menderita nyeri tumit ini memiliki ciri khusus.

Beberapa kelompok itu diantaranya pelari, olahragawan atletik, orang dengan jenis pekerjaan yang menuntut berdiri atau berjalan dalam waktu cukup lama – terutama bila dilakukan di permukaan yang keras.

Selain itu “korbannya” juga orang yang kelebihan bobot badan – termasuk wanita hamil. Semakin berat badan kita, akan semakin bertambah tekanan pada kaki.

Orang yang memiliki telapak datar atau sangat melengkung harus pula berhati-hati. Itu karena saat ia berjalan atau berlari, beban berat pada kaki tidak tersebar merata. Kondisi demikian akan membebani plantar fascia.

Orang berusia lanjut pun harus lebih memperhatikan agar terhindar dari gangguan tersebut. Pasalnya, semakin tua seseorang, semakin kurang kelenturan plantar fascia-nya. Artinya, bantalan lemak yang melindungi tulang tumit sudah menipis dan tidak lagi bisa menahan tekanan bila kaki terbebani. Tulang tumit dan jaringan yang berhubungan ke situ pun semakin tertekan.

Resiko mengalami nyeri tumit juga akan semakin besar bila seseorang menggunakan sepatu kurang tepat. Misalnya, sepatu dengan sol tipis – yang kurang bisa mendukung bagian tengah telapak kaki, terlalu besar di bagian tumit atau sudah tua.

Sedangkan memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari 5 cm) secara rutin dapat memendekkan otot achilles (otot daging tumit) – yang menempel pada tulang tumit – dan mengencangkan otot betis. Namun, saat kita menggantinya dengan sepatu tumit datar justru akan menambah ketegangan pada tumit. Jadi, sepatu paling tepat sebenarnya yang bertumit rendah.

Kompres Hingga Operasi

Ada terapi mudah mengatasinya bila gangguan terhitung ringan. Caranya, berjalan dengan langkah-langkah ringan. Biasanya rasa nyeri serta peradangan perlahan-lahan berkurang.

Terapi lain dengan melakukan kompres es. Tujuan utamanya, untuk menyembuhkan robekan dan mengurangi peradangan sekaligus mencegah kambuh kembali. Kompres dengan es di daerah yang sakit sekitar 20 menit setelah melakukan suatu kegiatan.

Memijat dengan es dianjurkan pula dilakukan setiap malam sebelum tidur selama 10 – 14 hari. Caranya, pijat pelan bagian telapak kaki menggunakan es batu – yang dibuat dengan cetakan gelas plastik. Guling-gulingkan es batu selama 15 menit.

Selain terapi tersebut, penderita biasanya dianjurkan menggunakan alat bantu. Misanlnya, memakai sepatu dengan sol yang mampu mengurangi penyerapan benturan pada kaki atau memasang bantalan tumit dari karet untuk tujuan yang sama.

Usahakan pula saat tidur, plantar fascia berada dalam posisi rileks. Kaki yang terus tegang akan membuatnya meregang dan robek kembali.

Bila terapi pertama kurang memberikan hasil untuk mengurangi nyeri, dapat diberikan suntikan kortikosteroid. Suntikan pada tumit acap kali dapat membantu menghilangkan peradangan kalau dengan cara lain tidak mempan. Namun, suntikan yang terlalu banyak tidak dianjurkan, karena malah dapat melemahkan serta merusak plantar fascia serta menyusutkan bantalan lemak di sekeliling tulang tumit.

Selain itu, ada juga dokter yang – selain memberikan obat untuk mengatasi radang di tumit – meminta pasiennya memakai gips selama beberapa minggu.

Beberapa minggu? Lama sekali?
Benar, salah satu kunci utama keberhasilan mengatasi nyeri tumit adalah kesabaran. Kesembuhan memang tidak dapat dengan cepat diraih. Gambaran umumnya, ada yang membutuhkan waktu 2 bulan, tapi ada pula yang sampai 6 bulan. Bahkan, ada pula yang sampai setahun masih didera nyeri tersebut.

Nah, bagi yang menderita plantar fasciitis selama setahun atau lebih, bahkan penderitaan itu demikian parah sehingga menghambat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, mungkin perlu menjalani pembedahan. Namun pembedahan ini dalam kenyataannya jarang dilakukan.

Menurut dr. Stephen L. Barret, DPM dan Robert O’Malley, DPM., kurang bijaksana rasanya untuk melakukan operasi pada pasien yang baru menjalani percobaan pengobatan selama waktu singkat dan belum lengkap melakukan pemeriksaan mekanis kaki tidak normal yang mengakibatkan gangguan tersebut. Operasi hanya dilakukan pada sedikit pasien yang gagal mendapat manfaat dari terapi pertama dan kedua, serta masih merasakan nyeri tumit yang mengganggu setelah menjalani terapi dalam jangka waktu cukup lama.

Kurangi Beban

Selain menjalani terapi, penderita plantar fasciitis harus pula melakukan perubahan gaya hidup untuk mendukung kesembuhan.

Salah satunya, mencari cara alternatif. Bukan melulu berolahraga dengan berjoging atau jalan kaki. Lakukan olahraga secara bergantian seperti berenang atau bersepeda. Intinya, lakukan olahraga yang mengurangi beban pada tumit.
Melakukan latihan peregangan setiap hari akan meningkatkan fleksibilitas plantar fascia, otot achilles dan otot betis. Beberapa latihan peregangan di antaranya membersihkan jari-jari kaki dengan handuk, meregangkan jari-jari kaki dengan bantuan jari tangan, meregangkan betis dan tumit pada lantai. Latihan peregangan pagi hari sebelum beranjak dari tempat tidur akan membantu melemaskan kembali plantar fascia yang semalaman tidak digerakkan.

Memakani sepatu bertumit rendah sampai sedang, antara 2.5 – 5 cm, kokoh dan mendukung bagian tengah telapak kaki. Pilih sepatu berkualitas baik untuk berjalan dan berlari.

Advis yang tak boleh dilupakan bagi mereka yang memiliki bobot badan berlebih, berusahalah mengurangi berat badan.

Jadi, bila mengalami nyeri tumit, jangan hanya merasa kesal. Meski gangguan tumit memang bisa menjengkelkan, tetapi sekadar merasa kesal justru tidak akan menyelesaikan masalahnya.

TIPS

Stretching Tendon Achilles
Stretching memang merupakan salah satu jalan mengurangi nyeri tumit. Caranya, menghadap dinding dengan salah satu kaki berada 20 cm dari dinding dan kaki lain sekitar 60 cm dati dinding. Lalu, jatuhkan beban tubuh ke dinding dengan bertopangkan tangan. Biarkan telapak kaki menekan lantai.

Latihan ini akan meregangkan pita tumit pada kaki yang berada jauh dari dinding. Terapkan latihan ini pada dua kaki secara bergantian masing-masing selama dua menit, sebanyak tiga sampai lima kali sehari. Dan berlatihlah selama 6 – 8 minggu.

Setelah itu perhatikan apakah ada perbaikan?

Oleh Nanny Selamihardja
Intisari edisi Feb 2004


2 komentar:

Maryam Smith mengatakan...

informasi ini sangat berguna,dan perlu bagi mereka yg menderita sakit tumit.informasi ini betul dan saya sdh menerapkan,dan berhasil.

adesst mengatakan...

Nice info, saya juga mengalami sakit tumit. Stelah diperhatikan, pertama kali di picu stl lari 10KM.

Stelah itu istirahat yg cukup lama dan sejak itu tidak lagi memiliki stamina 10KM krn sempat vaccum cukup lama.

Kembali kambuh stl meng-gendong anak saya yg memiliki berat 22Kg (+/-) selama 10-15menit. Dan mengdendong nya 3 lantai.

Lagi ingin mencoba terapi kompres